Dan pagi tak
pernah kembali terang lagi
Aku terbungkus
berlusin kenang
Jejaki harap,
inikah palsu?
Bagaimana bisa
kau begitu saja pergi..
Kau bilang
kala itu ‘I will never let you go..’
Dan bibir mu
bahkan katakan “lupakan aku”
Boneka lusuh
ku ini teriak nama mu..
Jadi rupanya,
tak hanya aku yang merindu.
Hai Bodoh, kau
bawa semua dunia ku
Harus apa aku
kini ?
Topeng ku
sudah habis.. bisakah kau pijamkan sebentar saja ?
Habislah kata,
ini namanya penjara dan aku tak ingin bebas, lupakan kuncinya
Aku tak bisa
kemana-mana..
Bahkan untuk
pergi, mencari mu…
Tolong,
kembalilah suatu hari nanti..
Jenguk aku
sebentar dalam nisanku, jika berkenan…
Bukan mati
karena mu, hanya mati tanpa mu…
19 juli 2013
Kamu pulang..
Sebentar saja,
mendekap ku erat, memeluk ku hangat.
Entah.
Nafas mu,
detak ku.
Bahkan aku
lupa kapan terakhir kita sedekat itu. Hati.
Aku tahu, kau
tidak akan pernah begitu saja pergi. Aku pun.
Dan minggu
pagi kita.
Embunnya.
Bulan yang
jingga.
Aku ingin
selalu memeluk.
Seperti tangan
mu yang tak dingin.
Karena kau. Aku.
Selalu berapi.
Masih.
Tak ada yang
pernah lari..
Sampai tiba
pada legenda milik kita….
Maka aku
berpuralah, seperti mu..
Karena memang,
selalu cukup kita. Saja.
Cinta. Setidaknya
begitu yang aku percaya.