Sebelum Juni tiba
dimana nanti langit menjadi tempat terbaik menyimpan doa
akankah ia berubah jadi butir gerimis
yang membasahi halaman kita.
- hati yang kita sebut rumah.
Selepas Juni, sore itu kau duduk sendiri - mungkin tanpa
kopi, tanpa teh dan tanpa ampas yang sudah lalu.
Aku serupa doa meneduhkan mu kala hari mu terlalu terik.
Doa itu seraya awan yang bebas kau bentuk dari apa yang kita
sepakati
Doa itu penenang untuk gemuruh yang kita
khawatirkan atas apa yang diikrarkan
Disebelum Juni, aku yang meminta mu sementara
Tak berani sampai nanti di Juni, semoga semesta menyertai
kita
selamanya
kini aku bertaruh pada langit, menyerahkan hati meletakan mimpi.
melipatnya baik-baik
sampai nanti jumpa di Juni
tempat ku meletakkan mu
kita mencatat buku-buku atas nama kita
yang ku tuju dari jauh hari
Cinta, dan seikat senyum mu...
(ditulis di akhir Mei)
No comments:
Post a Comment