Tuesday, October 14, 2014

Kanker


Cinta itu seperti kanker
Kita tidak sadar
jika kita punya sesuatu yang tumbuh
sebelum kita merasa sakit

Cinta itu seperti kanker
Kita tahu itu menyakitkan
Tapi juga kita tidak bisa berbuat apa-apa

Cinta itu seperti kanker
Benci dengan kesakitan tapi tidak boleh menjadi pesakitan

Cinta itu seperti kanker
Terus tumbuh tapi terus dilawan

Cinta itu seperti kanker
kesakitannya bisa disembuhkan dengan niat, usaha dan ikhlas
untuk melepaskan kanker dari tubuh

Cinta itu seperti kanker
sakitnya akan menular, tak hanya diri kita sendiri tapi juga orang sekitar kita
bukan menularkan sel kankernya hanya menularkan empati
tapi, kesakitan kanker dan cinta hanya kita sendiri yang merasa,
karena orang lain hanya melihat dan iba


Cinta itu seperti kanker
berharap mereka tidak pernah ada
Berharap kanker hanya lambang zodiak, dan cinta hanya dongeng
Sayangnya, cinta dan kanker itu nyata

TAPI, cinta bukan kanker
Maka, kanker bukan cinta

Karena cinta bisa membunuh kanker
Sedangkan kanker tidak bisa membunuh persahabatan, persaudaraan, tawa, doa, harapan dan CINTA

Jadikan cinta sebagaimana mestinya
Tidak membunuh apapun

Jika cinta hanya menyakiti mu, mungkin itu bukan cinta. Itu Cuma kanker.

MATI


Memorabilia
Adakah senyum ku di buih gelas beer mu, kala ku pergi
Masihkah sendu mengerubungi mu, kala ku pergi
Teruskah kau berlari, kala ku pergi

Kala ku pergi, tak bisa jadi abu
Kala ku pergi, luka telah lupa rasa pilu. 

Resepsi #2


Kalau saja aku ini Janis Joplin
Kalau saja aku ini Yoko Ono
Kalau saja aku ini Jane Fonda
Kalau saja aku ini Aung San Suu Kyi
Kalau saja aku ini Frida Kahlo
Kalau saja aku ini Theoresia Rumthe
Kalau saja aku ini Kartika Jahja
Kalau saja aku ini Mira Lesmana
Kalau saja aku ini Dian Sastrowardoyo
Tetap saja aku bukan mempelai perempuan mu.. 

Resepsi #1


Ikatan langit itu adalah untaian do’a
Ikatan hasrat pengikat mimpi

Aku lupa. Kau ini manusia.
Kau ini akan mencinta
Kau ini sesegera mungkin tumbuh

Aku lupa do’a ku akan menghantar mu. Itu saja.

Bungsu


Bungsu #1

Rebutan mainan.
Berbagi bubur kacang hijau.
Sembunyi cinta, tumbuhkan iri.
Lantas, Ego, rupanya si bungsu kita.



Bungsu #2

Banyak lupa, dan satu ingat: Rindu
Begitu saja berubah antagonis, sekejap kau bukan lagi superhero!



Bungsu #3

Hancur!
Rupanya, tali darah ini sungguh tak ada guna.
Katanya, karena cinta lupa pada rupa.



Bungsu #4

Apa yang kau dapat dari menyakiti ku?
Ini yang ku dapat: SAKIT.


Bungsu #5

Kak, apa kau hanya bagian dari dongeng masa kanak – kanak..?


Bungsu #6

Selamat berbahagia
Tiada kesan tanpa kehadiran mu
…sungguh tak ada.


Bungsu #7

Susah jadi aku
Rasakanlah sesekali
Jadi adik paling kau benci


Bungsu #8

Rumah ; Ilusi
Kau pernah tahu rasanya sesak, kak…?




Ibu #3


“Jangan sampai menyesal “
Sering ku dengar, terlalu sering kurasakan. 

Ibu #2


Kau dimana?
Sudut hati ku?
Hati ku sudah penuh, oleh strategi:
Memaafkan aku.
Sekiranya begitu, maaf. 

Ibu #1


Ku pikir aku belum mati.
Tapi matilah aku!!
Karena belajar mencintai kau, masih. 

Thursday, October 9, 2014

ke-24!


Maaf saya bukan anak perempuan yang baik
saya bukan cucu perempuan yang baik
saya bukan adik perempuan yang baik
saya bukan keponakan yang baik
saya bukan kakak sepupu yang baik
saya bukan adik sepupu yang baik
saya bukan tante yang baik
saya bukan sahabat yang baik
saya bukan teman yang baik
saya bukan saudara yg baik
saya bukan teman serumah yang baik
saya bukan anggota komunitas yang baik
saya bukan murid yang baik
saya bukan mahasiswa yang baik
saya bukan pegawai yang baik
saya bukan rekan kerja yang baik
saya bukan mantan pacar yang baik
saya bukan gebetan yang baik
saya bukan pacar yang baik
Maaf saya tidak baik dalam memerankan peran itu semua sebagai seorang manusia dan seorang anak perempuan papa yang harusnya menjadi perempuan baik-baik.

Selamat datang tahun ke-24 memerankan peran ini!!



some one in heaven loves me...


Aku akan belajar menulisi ibu, sebagaimana kau.
Aku akan mencoba mencintai ibu, sebagaimana kau.
Aku akan memeluk ibu, sebagaimana kau.
Aku akan memaafkan ibu, sebagaimana kau.
Dan sayangnya, ibu mu bukan ibu ku. Ibu ku bukan ibu mu.
Jadi aku pergi, sebagaimana kau.

09 Oktober 2014