Tuesday, June 14, 2011

Pita - pita hitam...

Beberapa hari ini hidup saya seperti kalelawar berpita hitam. Bagaimana tidak, ketika pagi mulai datang saya segera tarik selimut dan merakit mimpi – mimpi di langit setelah sore mulai mengetuk pintu saya lantas bangun dan mencari segelas air putih dan menikmati detik – detik didalam malam. Ini bukanlah hidup yang sehat dan saya inginkankan, bukan itu, tapi memang saat ini saya sedang diselimuti pita – pita hitam yang selalu ingin saya lepaskan.

Siang ini –hampir sore- saya baru saja bangun tidur, setelah tadi pagi saya baru terlelap, dan pita hitam itu masaih saja mengikat, di pergelangan kaki, melilit di perut, dan mengikat di atas kepala saya, saya ingin lepaskan... karena pita – pita hitam itu membuat saya jelek, orang-orang menatap saya sinis, saya pun mencoba lepaskan.. tapi tidak bisa, pita hitam terus saja tumbuh semakin saya tarik untuk lepas dia semakin panjang dan mengikat.

Maaf untuk kalian yang pernah terikat dengan pita-pita hitam saya ini, sesekali tersentuh di sisi hati kalian, maaf untuk lingkaran – lingkarang merah yang melukai pori –pori kulit kalian karena ujung pita hitamnya pernah menggores kalian dan terasa sakit. Maaf.

Tolong berikan saya gunting, korek api dan semua yang mampu menolong saya melepaskan pita hitam ini, tidak ada yang bisa membantu karena tak ada seorang pun ingin dekat, sesudahnya saya harus mencintai setiap inci pita hitam ini, menyadari bahwa ini bagian dari diri saya, biarkan orang lain memandang ini buruk, setidaknya bila pita hitam ini kusut dia akan begitu, tapi bila saya bentuk menjadi sebuah simpul – simpul yang lucu pasti orang lain memandangnya senang, dan saya sedang berusaha membuat simpul yang cantik satu persatu, semoga saya akan selesai membenahi pita pita hitam ini saat saya telah tiba di sana, di tempat yang baru ketika semua yang ada disini tidak lagi bisa di benahi.

....semoga.

Thursday, June 9, 2011

semalam sebelum shut down



Gadis ini menuangkan sedikit demi sedikit bir itu kedalam gelas besarnya, yang sudah berembun karena di lumuri hawa dingin dari kepingan – kepingan esnya. Gadis ini terus memandangi setiap buihnya. Tubuhnya pun kedinginan berendam di dalam kepingan malam dan penyejuk udara yang masih setia menyala.

Aku tak tahu apa mau gadis ini, dia menikmati setiap teguknya sesekali menghembuskan kepulan asap rokok mentol dari bibitnya yang hitam, menerpa tubuhku yang dipaksa setia menemaninya menjaga malam.

Kini raut wajah gadis ini beriak, kulihat setitik air menetes di ujung matanya, hanya setetes aku bisa pastikan. Ruang ini semakin gelap. Lampu telah dimatikan hanya aku dan gadis ini yang masih memiliki nyawa. Meski aku telah tersengal.

Jangan menangis gadisku.. apa aku melukai hatimu.

Dan dia terus menggerayangi tubuhku dengan jari – jarinya. Dengan lekas, di kejar semu.

Lalu dia menangis di atas tubuhku.. membahasi jemari ku, aku tau dia sedang gundah.. aku tau dari setiap huruf yang dia tulis, setiap raut yang di hadapkan nya untuk ku, meski baru sebentar aku bersamanya tapi aku tahu semua yang di hadapinya tidak semudah yang ia katakan kepada ruangan ini, kepada ku.

Gadis ini menangis sampai pagi, di depanku, menggenggam erat jemari ku, tapi maaf aku tak mampu memeluk mu erat, seperti yang kamu harapkan. Karena tak pernah ada yang mampu memelukmu dengan semua ketidakpercayaan yang kamu tunjukkan kepada semesta ini.

Aku tidak dapat mengobati mu seperti yang kamu ingini...

Gadis ini membasuh wajahnya dengan air mata dan berkata “...semua pasti akan baik – baik saja”

Aku seketika senang mendengarnya, rupanya gadis ini masih memiliki harapan pada seseorang di dalam jendelaku, yang sedari tadi ia saksikan, ia tangisi.

Gadis ini bangkit, membunuhku dan berlalu dengan sebatang rokok di jarinya memeluk kepercayaan pada setiap sisi jendela meski tersakiti, ku lihatnya sebelum aku mati, Tak apa.



....Margonda, 09 Juni

bila kau bertanya

"Aku tidak jatuh cinta tapi aku mencintai... "

Sesudahnya jantungku berlari lari
Bukan aku yang bicara, tapi hati ku...

aku tahu, semua tahu, itu adalah rasaku yang tak ingin ku mengerti.

Wednesday, June 8, 2011

Mencintaimu

Bagiku mencintai mu bukanlah suatu pilihan,
Karena aku tidak diberi kesempatan untuk memilih

Mencintaimu bukan kesalahan
Karena aku tidak pernah tau apa yang di katakan benar

Mencintaimu bukan sebuah cobaan
Karena tidak ada mencoba dalam sebuah kepastian

Mencintaimu bukan lagi mimpi
Karena tidak ada tangis di dalam tidur

mencintai mu bukanlah kebetulan
Karena tidak ada kebetulan di atas takdir

Karena tak pernah ada jawaban di setiap pertanyaan
Maka itulah mencintai mu.....