Friday, November 4, 2016

Surga

Ditengah koma itu, aku ingin kembali jadi aku kecil:
lalu aku ingin menangis; mengadukan diam-diam ku.

di pangkuannya.
masih pakai mukena, usai sholat.
bau khas.

aku merajuk.
ibu terus berdo’a.
tangan ku digenggam, diletakkan di pipinya. hangat pipinya.
aku hanya liat saja.

bau mukena ibu ku khas.

Pewangi dicampur lembab air wudhu; bau surga di matanya yang tabah ;
aku kesetanan menangis; memperhatikan lehernya ; di mukenanya.
bintik-bintik hitam jamuran.

aku pegang.

aku berhenti menangis:
“mama mukenanya udah jelek”
ku bilang.

ibu ku melanjutkan do’a;
rajin; meski ibuku tak bisa baca quran.
tangan ku diciuminya.

“nanti kamu beli mukena buat mama”

males”
lalu aku menangis lagi.

pura-pura menangis; bukan karena lelah lagi.

; aku yang kecil, takut tak mampu beli mukena buat ibuku.

ah, di koma, aku rindu bau mukena ibu.
kuciumi mukena ku, tak seperti ibu.

ah;
aku; yang dari kecil pandai sembunyi.




Utan Kayu 
3 November 2016