Wednesday, October 31, 2012

Hiding


Lipin, in "little" pain 

Aku sedang bersembunyi dibawah dipan 
Mengintip mesra mu dalam angan 

Aku terbakar sebatang lilin 
Meleleh, terlalu lama maka aku habis 

Sudah tumbas malam ini 
Yang pernah kita sebut sebuah ikatan 
Tak berguna. 


Hati. Makin tak terasa. 



*aku mencintai artinya mengikhlaskan 
Seturan - DIY
30 Oktober 2012
02.56

Kediri


terima kasih telah menemani.. ;') 


Kota ini adalah kota dimana rokok favorit ku diracik. 
Ditemani segelas es kopi hitam yang menjadi favorit ku juga. 

Demi Tuhan, aku bukan ingin lari, aku hanya ingin menjejaki mimpi ku dan membiasakan diri menerima hati kembali. seperti yang sudah tercatat dan terkisah. 

Lalu aku tertinggal dan rapuh. 

Perjalanan ini bukan untuk senang, bukan untuk berlarian 

Ini untuk cerita Papa... dimana papa pernah menjadi salah satu santri di pesantren ini
Pesan mama... Buatlah karya untuk agama mu


Mimpi.

dan hati yang sedang ku cari serpihannya,  



Tak ada yang memanggil ku 'Oval' mereka memanggil ku 'Roy'... 

Start brand new days, ready for better person. 

45 hari penuh pressing... Harus siap! 

Semoga semua yang ku tinggalkan satu purnama kedepan akan baik-baik saja... 



_Hotel Bismo. Kediri
18.07
31 Oktober 2012


sebelum hari pertama syuting

Mantrijeron, no. 368 Jendela senja yang tertinggal

menatap senja ini untuk hari terakhir... diantara cerita, ada aku yang tertinggal. 


packing, meninggalkan cerita; menciptakam cerita, memperbaiki  cerita
i

Thursday, October 25, 2012

25 OKTOBER 2012











hay luz le soleil ya brillante, este eclipse,
 mi amigo.. :')


Yo caminaba solo por la yogyakarta

sobre el sabor de los muertos

Oh Lord, tak ada yang mampu aku katakan lagi...

:')





Gelas tipis

Tamu dalam ruang gelap siang ini
Berayun logika sederhana tentang imaji

Pernah ada harap akan lembar baru
Lalu berlalu dilingkup ragu

Tanpa aku dan kamu, kita tak akan menjadi cerita
Karena cita sudah sampai pada akhirannya

Apakah sama rasanya seperti keputusan ku tentang pergi?
kehilangan aku kah?

Aku ingin baik-baik saja.
Sampai aku tiba di ujung toga kedua bersama mimpi dalam nyata. Dan kamu menyertai cinta.


---- plaza. 2 oktober 2012
13.00

Yogya di selatan.

Waiting for...

Satu Alasan
Ini untuk rasa yang terbawa dari jakarta. Ketika aku lupa membakarnya dengan korek yang pernah ku pinjam dua tahun lalu.

Dua Alasan
Ini untuk senyum yang tersisa dari jakarta. Saat aku tak sempat menyembunyikannya di dalam secangkir kopi hitam

Tiga Alasan
Ini untuk dingin dari jakarta. Yang tersisip didalam koper antara tumpukan asa.

Empat Alasan
Ini untuk Malam di jakarta, di mana aku menyisipkan cinta yang tak mampu kau perjuangkan.

Tanpa Alasan
Ini untuk aku. Untuk diriku saja. 



Selatan Yogyakarta
28 Sept 2012
00.32

Rindu

I
Aku rindu pada gerimis kecil. Yang diam - diam menyanyikan ku senandung manis. Aku rindu pada senja malu - malu. Mengintipku di sela awan lari kesana kemari iringi semangkuk jingga dalam kelopak bunga mawar merah ranum

II
Aku rindu bintang temaram, antara gelap terpecah sendu sejuk embun, mengurai dahaga pelan - pelan hantarkan dingin

Seraya aku berjalan di tengah kelap kelip lampu yang berpura terang.
Kemana perginya sinaran yang berkilau?
Yang ada kini semu....
Bagaimana aku tau apa yang pernah dijanjikan, senyuman berisi kata tertutup bunga harum sementara. Terlihat manis, meski aku tak tahu ada apa didalamnya. . .

III

Ada kosong menyeringai lelah
Harus berbalik arah kemana lagi jika langkah bahkan tanpa jejak

Aku ingin sendiri dalam kerinduan.


Sebelum rintik jatuh selesai sudah semua tentang hati


31 september
01.32
Kotagede - jogja

I didn't

Akhirnya aku tahu ada apa didalam kotak perasaan itu

Kosong; hanya memabukkan langkah kita.

Asa; memuaikan cita, mengakhiri

Ini bukan kisah romansa biasa, tapi ini tentang aku dan kamu. Dia dan dia.

Dalam masa, mengayunkan langkah, akankah aku harus berhenti?

Aku tak pernah seperti ini sejak seribu malam lalu.
Dan kamu, selalu saja mengoyak lelap ku...
Kamu selalu memaksa hadir.
Lantas, kamu pergi tanpa salam, tak pamit.
Aku tertinggal. Di dalam gelap, bahkan tak sanggup mencari yang tertinggal.

Malam tadi ku harap kita berdua saja.

Tapi tak disangka.
Kenangan mu memaksa bersama kita.
dan aku tau, semua akan tetap singgah dalam diri mu.

Sementara dalam diri ku..
Ada perih menjajah, aku hanya bisa tersenyum saja.


....Waktu dan tempat dirahasiakan. :)

Dua

Pekan beranjak. Dua cangkir kopi tersaji diatas meja kecil kereta.
Kami menyeruput dalam diam.
Tiada mampu kami sembunyi dari harum kopi.

Setelah kantuk. Deru angin membangunkan kami.
Memaksa aku memutar apa yang telah kami bicarakan.

sepanjang rel.
Aku duduk membelakangi barat. Berlari lagi pada kisah yang tertinggal dibelakang.

Dimula dari nuklir, kala ia bercerita tentang inti atom.
Bom. Yang membombardir buku pelajaran sekolah dasar, hingga yang kami tahu, artinya adalah bencana.

"Kata siapa?" Dia seraya berkata. Sekata, demi kata.
Menenggelamkan kami dalam diskusi renyah.
Hingga cerita tentang turbin raksasa, lantas terbahak sambil menyanyikan lagu kampanye salah satu pilkada di pembahasan lainnya

Matanya basah karena tertawa saat ku bilang, cita-cita kecil ku adalah pawang lumba-lumba
Lalu ia terdiam dan berkata;
"Ini bukan soal mimpi, tapi soal hati, apa yang mengganggu mu dengan show lumba-lumba di gelanggang samudra?"
... Aku terdiam.
Ya, aku bercerita, bagaimana aku kecil bertamasya seorang diri ke gelanggang samudra dan sangat ingin dicium lumba-lumba..
Katanya...
"Ya moment pengharapan tentang kerinduan mu pada ibu, tak salah harus dewasa sebelum waktunya"

Dua mahasiswa kedokteran didepan ku melirik kami diam-diam, mereka pura-pura pulas. Nyatanya aku melihat kelopaknya menari-menari.
Di wajahnya ada harapan dan mimpi memacari artis korea.
Begitu bersemangat melalui malam ini karena esok akan bernyanyi bersama idola mereka di Glora Bung Karno
Semua akan dilakukan hingga mengorbankan belajar untuk ujian stase di hari senin.
Dengan santainya mereka serempak berkata:
"Kapan lagi ada kesempatan seperti ini, ujian masih ada waktu lain"
Aku dan bapak disampingku berpandangan. Diam sejenak.

Cerita kini tentang beliau.
Dimana hidupnya untuk pengetahuan, berkeliling nusantara mencari limbah radio aktif dan meneliti, mengajak warga dan pengusaha untuk lebih peduli.
Katanya... Nuklir bukan bencana, nuklir bukan senjata.
Dan akhirnya kita tertinggal karena para pengusaha batu bara memegang kendali, termasuk konspirasi ilmu pengetahuan yang membuatnya geli.

Kata-katanya tidak berusaha untuk meyakinkan ku, tapi aku percaya padanya, bagaimana ia nanar membandingkan apa yang ada di belahan dunia lain untuk negeri ini, semangatnya menjelaskan padaku kuasa inti atom mampu memegang kendali. dan mengingatkan ku bahwa manusia yang mampu mengendalikan dirinya adalah pengendali sesungguhnya.
Di mana menyadari bahwa bumi tak hanya untuk di cambuk tapi juga dibelai,
Ilmu bukan untuk yg serakah, bahkan pada alamnya sendiri.

Beliau adalah ilmuan yang bekerja pada pemerintah. Dari tawa dan pilunya ku dengar cintanya untuk bumi, pengetahuan dan bangsanya.
Ketulusan. Sesederhana yang mampu ia ucapkan.

Hingga rindu merasuk hadir, menjelma pada elegi, saat beliau memandang sosok ku, diriku, di separuh perjalanan ini.
Semua kata adalah nasihat yang tak pernah aku dengar begitu tulus, dimana kami sama-sama memegang gelas kopi kami, ini babak tentang perasaan rindunya akan anak perempuan yang pergi ke surga mendahuluinya...
Kami sama-sama ditinggalkan.

Beliau memaksa ku menceritakan soal rasa, sesuatu yang ingin dia tahu dari gadis seumurku, bagaimana aku menjelaskan diri ku sendiri akan sebuah cinta.
Sederhana, kata ku.
Seperti nuklir yang iya katakan, ditangan orang yang tepat nuklir mampu mengalirkan manfaat untuk umat, tapi jika di gunakan untuk senjata, jangan harap atom dapat terkendali.
Begitu juga hati, katanya...
"semoga lekas orang yang tepat datang tanpa memanipulasi inti atom mu"

Kami tertawa.

Banyak hal yang kami sepakati bersama; Secangkir kopi tak cukup menemani obrolan kami
Jokowi menang pilkada karena ia anak metal
Kereta malam ini penuh penumpang
Jogja adalah romansa
Naik kereta lebih asyik di banding pesawat -(untuk beberapa hal tertentu selain waktu)
Indonesia butuh nuklir, tapi belum sekarang saatnya
Boyband dan girlband korea membuat kami pusing
Kamar mandi di gerbong 2 ini cukup bersih
Banyak penumpang melirik ditengah obrolan kami
Kami seperti memutar kembali langkah karena kami duduk membelakangi arah
Kami setuju bahwa kata "hati-hati" itu romantis
Dan... Kerinduan akan bagian dari hidup kami.
Tentang anak perempuan dan ayah dalam kematian yang kami siratkan masing-masing

Kami terdiam. Lagi.

Ia menghisap nafas dalam-dalam
Dan aku kembali pada kopi ku, hampir habis.
Ku pandangi malam gelap di luar kereta,, tersenyum mengingat sepekan lalu kala perjalanan terakhir ku bersama kereta ini penuh amarah dan kekecewaan.

Malam ini, dingin tak datang, ketika aku dan bapak disamping ku masih terdiam, aku coba pejamkan mata, setetes bahagia yang sederhana akhirnya tumpah di ujung mata...


Apa kata hati kecil ku...
Sedekat aku dengan ayah dan cangkir kopi
Seolah aku duduk manis menceritakan sebagian lalu didalam hidup ku.
Terima kasih untuk secangkir kopinya, pak.

Aku lantas pura-pura tertidur, begitu pun beliau.
... Memejamkan mata, saling merenungkan apa yang telah kami bicarakan.


02.28
22 september 2012
Gajahwong
22c-22d gerbong 2


*weeets.... Penuh angka 2

I can't escape

Mencari celah rasa dalam distorsi

Andai aku punya rasa didalam sekam dentuman itu
biarkan romansa menjadi jembatan dibawah beringin
Enggan menunduk kebawah lantai semen berlubang

Aku memacari kesepian
Bagaimana mengenalkan kekasih ku ini pada logika yang tak pernah ada

Nomer ponsel gratis ditebar, tapi jangan harap bahasa mu mampu terjemahi kalimat ku.
Karena asap ku hisap cuma pura-pura

Jangan terkecoh pada senyum manis, yang ada bibir belepotan lipbam ini kering kerontang...

Ini yang terakhir, memandangi setumpuk naskah...
Dengan aku yang sedikit mabuk...
.....Kamu ternyata selalu ada didalam kesadaran dan ketidaksadaran.


JNM- 16 sept 2012

23.23
Jogja

Too much prologue

Mengenal mu membuat ku produktif mencatat; mana yang harus ku lanjutkan atau biarkan waktu yang menghentikan....

Mengenal mu membuat ku banyak mengeliminasi; Apa yang akan saya lakukan dan apa yang harus tinggalkan..

Mengenal mu membuat ku banyak berfikir; bagaimana menggapai cita atau terus menerus tertelan romansa

Mengenal mu membuat ku merasakan; apa yang patut ku jelajahi atau aku biarkan berlari lari....

Mengenal mu membuat ku semakin ingin hidup.



Jogja National Museum

23.48
16 September 2012

Cokelat Panas Di Bibir

Ada kalimat yang tidak selesai disecangkir cokelat panas

Rasa tak habis dalam puntungan rokok
...

Karena tak pernah ada bicara terkatakan
Biarkan saling mendidih dan tertindih
... Tak memijak di ujung jalanan

Lantas kenapa?
Kata kata tersusun habis merangkai karangan mimpi pendek, semestinya aku lekas bangun
Debu beralih satu persatu kemudian terbang

Tentang kekosongan dalam serbuk cokelat
Habis. seketika.

Cukup aku tau
Di bibir ku dan buih cokelat ku

tak ada bekas rasa kecup dan manis seketika yang lalu.

Sebisa mungkin tak ada ucap rindu meski terasa
Senantiasa, menyapu dalam kosong dan tanpa kalimat selanjutnya.....



*selamat pagi cokelat panas....
09 September 2012
02.18
Jalan paris

Agustus ; untuk 22 - Siang dan Big Cola...

Bicara didalam siang hari ini
Coba dengar hati kita masing-masing

Bagian mana yang membuat aku dan kamu menjadi kita.

Aku hanya ingin waktu dengki pada ku
Bukan karena romansa, tapi karena aku mampu mengalahkan ketidakmungkinan...

Jangan biarkan jarak menghampas mimpi kita.
Padamu, aku percaya.

Sampai jumpa lagi di siang lain kali....
Meski mimpi tak ada didalam sebotol limun ini, karena kau ada didalam tumpukan asa....

*selamat siang ......!
Mari nikmati saja apa yang masih bisa di nikmati....


-1 september 12
Isi yk-plaza


Untuk 22 tahun ; dan mabuk - mabuk setiap harinya. 

Mari Tertawa Bersama Deru Kereta

Aku berlabuh diatas rel..
Ingin rasanya terjun bebas menghantam kerikil dibawah kereta

Entah apa yang merasuki ku
saat semua gemuruh tak dapat dipercaya. Lagi.

Semua terlelap.
Aku ingin terpejam, tapi tak mampu.

Setan apa yang datang dimalam ini.
Ku penjarakan kuping ku rapat. Tak ingin mendengar apapun.

Menuju mati yang tak kunjung datang.
Mati yang nyata. Di bungkus kafan.
Apa lagi yang diinginkan dariku?
...... Semua telah habis.

Bagaimana bisa kembali jatuh pada sengsara.
Artinya adalah sebuah ketololan.

Kalau saja kalian dekat aku sekarang....
Ingin ku pasung kalian didepan ku.
Serasa pisau ini ingin mencabik kalian.

.............. Dorama yang hadir bukan drama.
Kiasan yang datang buat ku jadi psikopat.
Kalau berani..... Hadirkan wajah kalian depan ku sekarang!
Aku muak.

Lebih baik aku tangisi anjing daripada berjalan bersama kalian dan buat ku terpasung.

Ketika tak adalagi yang bisa dipercaya,
Lebih baik ku botakkan kepalaku agar tak satupun dari kalian membelai rambut ikal ku yang tak berdosa!
Sudah jangan banyak bicara.

Bullshit.
Semua keparat bergantian hadir.
Kuludahi diatas perjalanan malam ini
aku tertawa keras di gerbong nomer enam.
Jangan lagi ada yang datang.
Aku sudah benar-benar mati sekarang.
Tubuh bernyawa tanpa logika. Artinya, kematian menyambut gembira. 


-------- bangku 11A
5 Agustus 2012
Yogya-jakarta.
Gajah wong