Monday, December 3, 2018

Desember ; yang jangan

Yang paling ku takutkan dari jatuh cinta
adalah menulis puisi
mengendapkan rindu dalam - dalam
lalu tak berkesudahan
karena yang paling ku hindari adalah menulisimu
menuliskan senyum mu dan kebodohan mu
ditiap jari - jari
lalu ku simpan rapat-rapat
dan makin sulit ku sembunyikan
dan yang paling tak ku bisa
adalah membiarkan mu lepas
yang tak bisa ku ikat kencang, dan kau dengan lancang
datang dan diam- tak juga pergi
dan yang paling aku hindari adalah aku.
aku.
yang tak ingin membagi tentang ku.



03 Desember 2018

Desember ; yang mampu

Dan karenanya mungkin
aku saja yang belum ingin
melepaskan delapan tahun
menangisimu
dan apa dayanya
aku saja yang masih suka
delapan tahun ini
diam diam
rindu
dan memang aku
yang tidak membiarkan
kenanganmu pergi
dan yang ku punya itu saja
maka ku jaga
karena yang bisa
hanya yang binasa
yang kuketaui
yang tak mampu ku lampaui



02 Desember 2018 

Desember ; yang sulit


Musuh kita adalah waktu
waktu yang sengaja kita biarkan jalan pelan
waktu yang sengaja kita ikat diam-diam
waktu yang sengaja kita endap dalam-dalam
waktu yang sengaja kita buat lupa
waktu yang dengan sengaja tak kita temui

musuh ku adalah waktu kau pergi
dan ku pikir kau akan kembali



01 Desember 2018

Thursday, November 8, 2018

November ; Puisi Pagi

Rindu bosan padamu
Memori muak padamu
Tapi masalahnya 
Aku yang cinta padamu

Rindu dan memori
Makin benci padaku



Pagi, di Jagakarsa 

08 Nov 2018 

November ; Puisi Hujan

Sekiranya kita telah mencoba
mencoba mengenal
mencoba mengerti
mencoba memahami
mencoba mencintai
mencoba melupakan
mencoba mengobati

Setidaknya kita telah mencoba
tak mengakhiri
tanpa mengira-ngira



Hujan, Sore di Jagakarsa
07 November 2018

November ; Puisi Sore

Jangan pecahkan hati saat cemburu
Jangan hancurkan hati saat rindu
Jatuh cinta butuh hati yang utuh 
Karena cinta bekerja pada sepasang hati yang terisi penuh 
Tak bisa setengah meskipun sepasang
Apalagi hanya satu 
Akhirnya cuma jatuh pilu 




Sore di Jagakarsa,
08 Nov 2018 

November ; Puisi Pendek

Kesementaraan 
Ketidakberdayaan 
Ketiadaan
Kesepian  
Kehilangan
adalah aku yang membiarkanmu pergi. 
dan adalah rindu yang memintamu, kembali


Jagakarsa, 
07 Nov 2018 

Thursday, October 25, 2018

Oktober ; dan puisi




Di siang ini.
Aku yang lari
Pura-pura tak jatuh.
Dan lagi, kau yang buat ku runtuh.
Aku, jatuh, sekali lagi. Berkali-kali.
padamu, mengadu rindu. 


25 oktober

Jalan Moh Kahfi 1 

Monday, October 15, 2018

Di Teras Belakang, 28 - Selamat Ulang Tahun, Opal






ah. omong kosong. 
mungkin, angka-angka dan waktu bisa jadi omong kosong. 
saat yang dikenang lalu lalang.
saat yang diharap tak datang-datang. 

Di teras belakang 
kamu yang dihujani tapi tak basah 
dihujani doa dan harapan.
perkara bahagia
perkara kaya 
perkara jodoh
maka di-aminkan saja. 

Justru di teras belakang. 
yang tak seindah harapan bisa jadi apa yang sedang kita butuhkan. 
hidup saja. itu sudah sulit. 
jangan buat jadi berkelit. 

Ah, Omong kosong di teras belakang. 
diam. 
duduk. 
lihat saja. 

Justru karena sendiri maka kita tahu rasanya sepi yang paling sepi. 
Justru karena bahagia maka semua baik-baik saja. 

Jagakarsa. Rumah Baru. 
290818



Selamat Ulang Tahun Opal, mau jadi pohon apa sekarang? 



Saturday, August 25, 2018

June - After all (i ask)

Jika sakit adalah kebiasaan, dan aku sudah tidak lagi terbiasa, lalu aku sesak, selalu sesak, yang tanpa sekat, saat semua terbuka, sesekali ku merasa kau tetap ada disana, diantara delusi yang ku pastikan bahwa kau ini tak ada. Dan tapi kau tetap ada disana rupanya, mencari ku, yang sudah sembunyi – sembunyi.
Aku ini sedang marah.
Pada mu.

Dan ku selalu ingin pergi tapi tak bisa kembali
Mengenang kata-kata yang tak sempat terungkap
Pernahkah kamu memahami sepi yang paling sepi?
Aku pernah.
Sepi adalah aku yang berhasil tanpa kau
Sepi adalah saat aku bahagia tapi kau tak ada
Saat ku mencoba ingin pergi tapi selalu kembali

Lalu aku bertanya pada diri ku sendiri, apa saja sumpah serapah yang pernah ku ucap.
Lalu, aku malu.
Pada pikiran ku sendiri, mengapa aku begitu memaksa diri untuk lari jika jalan pelan saja ku sulit
Dan tapi, disuatu sore, saat sepi itu mulai memuai perlahan.
Aku harus menyadari, tak ada yang salah padamu, tak ada yang salah pada kita.
Tak ada yang salah padaku.
Ini cuma aku, dan tidak berdaya ku.

Jika pernah, kita berdua bermimpi untuk menyebrangi jalan ini.
Sekedar meniru apa yang pernah dilakukan oleh idola mu, idola ibu ku, idola ku.
Dan kita sadar bahwa dongeng tak akan pernah jadi nyata, bahwa hidup tak pernah mudah.
Meniru hanyalah pura-pura.
Bahwa tangis adalah sementara.
Bahwa luka adalah tak selamanya.
Cinta tak akan jadi permanen.
Karena mu adalah kesementaraan yang ku jaga dan lupa ku bebaskan.






03 June 2018 

London, 
gara-gara dengerin All I Ask-nya adele. 

July - Lagu lama

Aku sedang mengurutkan apa yang salah dari cara berfikir.
Menjadi pesakitan memang tak enak rasanya, bagaimana bisa kau berlaku seolah tak ada satupun didunia ini yang menyakiti mu tetapi di dalam jiwa mu kau merasa begitu harus ditolong?

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa seseorang memberikan hidupnya untuk orang lain..?
Oh terlalu berat mungkin jika kita berbicara tentang memberikan hidup.
Dipersingkat – mungkin artinya membiarkan seseorang untuk masuk kedalam hidup mu- tidak semudah itu. Ternyata.

Mungkin aku ini adalah orang paling pesakitan, seolah terbiasa semua sendiri,
Tapi aku ingin didengar.
Aku ingin bercerita – yang tak ku tahu bagaimana caranya bercerita.

Tiba-tiba;
Hampir tengah malam yang rindu; diujung yang jalan pelan-pelan
Dan akankah kita menemukan cara untuk membasuh luka.
Yang tak terlihat.
Diantara semuanya; mereka bisa teriak-teriak.
Tapi aku tak bisa!

Bicara pun sulit, bibir kelu menuju malam-malam yang rindu.
Ada beberapa orang yang mampu berpuisi, lalu jatuh cinta.
Tapi aku takut! Takut sekali! Dua kali! Tiga kali! Lalu ku jatuh.

Pada Tubuh yang melemah – Di dada yang mulai sesak.
Kebodohan yang mulai tersadari- teriak-teriakan di kepala
Melumat setiap sel, menghabisi jaringan- tumbuh jadi penyakit
Dan hujan-hujan yang mulai meminta di sembuhkan.
Demi Tuhan aku bersumpah, jika aku tahu caranya.

Lalu- pita-pita hitam merayap pelan-pelan dari sela-sela jendela
Dan cipratan-rintik gerimis, membias. Hujan-hujan yang sakit.
Lalu – pita-pita hitam itu merayap; menyirami luka
Menari-nari disekujur tubuh, melemah.

Di antara aku yang pahit – kita adalah orang asing yang manis
Manis-manis pahit.
Meninggalkan mu sesuatu yang berat; kala ku pergi.
Kau sudah hilang lebih dulu.
Kala kau sebut nama ku; yang enggan kau ingat.
Enggan kau do’akan.
Enggan kau peluk.

Tuhan bersama kita yang sakit.

Yang tak kalah; perlahan melemah.



July, 2018