Thursday, February 28, 2013

karena aku hanya bisa menulis ...



Andai aku bisa menggambar, akan aku gambar raut wajah mu yang tak pernah ku lupa.
Andai aku mampu melukis, akan ku lukis cerita kita yang selalu ku simpan.
Tapi aku hanya bisa menulis.

Menuliskan mu dalam setiap kata dan kalimat yang tak pernah habis. Dan aku simpan baik-baik dalam filing cabinet, menandai laci nya dengan sebuah kategori RAHASIA. 

Tak ada yang boleh membuka bahkan diriku sendiri, karena setiap abjad yang aku tulis tentang mu tak bisa aku jelaskan apa itu namanya karena aku tidak ingin tau, seperti malam ini, aku menuliskan mu, tulisan yang biasa, seperti cerita kita yang menjadi biasa saja.

Filing cabinet telah ku tutup, ku segel, jangan dibuka lagi, meski aku ingin menangis dan tak mampu, maka aku menulis tentang mu saja..... 

Take me away...





Kesepian itu rasanya tidak enak.

Bodohnya saya; saya lupa pada mimpi-mimpi saya sendiri, lupa pada kemampuan saya, tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Dan ini sangat menyiksa. Saya.

Bahkan saya tidak pernah lagi bangun pagi dan menikmati matahari pagi, lupa pada harumnya bau tanah basah karena hujan, lupa pada indahnya senja. And my whole life.
Apa saya harus memulai lagi belajar hidup?
Caranya...
1. Sabar
2. Sabar lagi
3. Sabar terus
4. Sabar yang banyak
5. Ikhlas
6. Bersyukur
7. Bersyukur lagi
8. Bersyukur lebih banyak
9. Bersyukur terus
10. Ngebeer!

Jadi, mari mencoba berteman hidup bersama beer! Sampai tiba saatnya saya bisa lagi berjalan sendirian sambil bersiul-siul kecil meniklmati kesakitan yang akhirnya menjadi indah. Ups, saya lupa, saya tidak bisa bersiul...

Sebelum itu, siapakah yang bersedia menemani saya menikmati sebotol beer disini? Karena saya benar-benar sendirian. 

end of story..

memastikan, semua biasa saja. 



Satu persatu cerita telah selesai.
Aku jadi teringat kata-kata seseorang yang ku temui dan membaca garis tangan ku... "Cerita-cerita akan selesai". Bukannya aku berpatokan pada sebuah ramalan, hanya saja rasanya benar.

Seperti malam ini… Aku dan firefly bisa bersama lagi -sekedar duduk didalam lingkaran yang sama dan menikmati sebotok arak kalimantan-  kami diantara para sahabat, dia begitu dekat didalam pandang ku, tapi ya, tatapan matanya terasa jauh, tidak untuk ku..
Dan aku harus sadar, semua berubah, berakhir.


Kami akan jadi sangat biasa.. Lebih dari biasa saja - itukah yang terbaik?
Aku tidak mengerti bagaimana hati mampu bekerja sedetail ini dan seperasa ini…
Aku begitu mencermati semua laku dan ucapannya.. Dan makin terasa jauh. Tapi aku merasakannya, ditatapan itu, ada sesuatu yang disembunyikan. Entah apa.

Seperti yang dia katakan semalam "ayo gunakan intuisi mu.." Aku terdiam. Dan akhirnya selesai. Aku menyimpulkan semua memang harus selesai. Cerita-cerita usai..

Aku dan hujan desember, aku dan malam, akhirnya kunang-kunang. Aku ingin memasukkan cerita ini kedalam peti dan ku tutup rapat-rapat. Agar tak perlu ada sakit lagi.
Mungkin yang paling benar adalah... Kami tidak perlu berteman lagi, cukup dekat dan sangat dekat lagi, tidak perlu; bila ada kesakitan yang aku rasakan dan ini untuk semua cerita ku.

Bukankah aku sudah terbiasa begini...?
bersama cerita yang selalu usai... Ya aku sudah terbiasa, tapi mungkin akhir-akhir ini aku hanya lupa caranya.


Wednesday, February 20, 2013

Kencan bertiga; Saya, Firefly dan Beer!



 


Apa saat ini kunang-kunang saya telah kehilangan cahayanya…? Untuk saya…?

Sudah dua hari ini, saya benar-benar ingin bertemu pacar saya…Beer! :)  
 
Biasanya kami kencan bertiga; saya, beer dan firefly –si anak kecil, yang selalu menganggap saya tua-. Apapun bisa kami bahas; kadang hal ga penting, kadang bisa menguras air mata dan kadang tertawa terbahak ga jelas, apapun. 

Seringkali dia tiba-tiba ada diteras rumah saya; ngajak makan siang, pamit pergi, atau sekedar main dan ngebeer!. Kadang kita bertemu tidak sengaja di minimarket, di tempat makan atau saat saya lagi ngebeer bareng teman-teman saya. 

Tapi firefly saya hilang entah kemana sekarang. Sepertinya begitu. Lagi-lagi karena saya, seperti biasa. Andai saja, saya tidak membahas hal yang sangat sensitif diantara kami –soal perasaan- tapi toh akhirnya saya membuka wacana tentang itu, hingga akhirnya –sepertinya- kenyamanan antara kami berkurang, firefly saya pun terbang bebas. 

Hmmm… saya sama sekali tidak bisa mendeskripsikan peraasaan saya untuk dia. Tidak tau dan sangat tidak mau tau, apa namanya; cinta…? Bukan! 

Jangan paksa saya mengetahui perasaaan apa yang saya rasakan untuk dia. Karena saya tidak ingin tahu. 

Simplenya begini, kadang saya merasa, dia mengerti apa yang saya rasakan tanpa saya harus banyak berkata. Mungkin termaksud bagaimana kebingungan saya tentang perasaan ini, makanya kami saling menutupi soal perasaan kami, saya pun tidak mau tau bagaimana perasaan dia untuk saya, atau mungkin perasaan dia untuk cewek lain yang dia suka, terlebih saya tidak berani bercerita tentang Hujan Desember atau siapapun yang datang dihari-hari saya. Soal rasa, benar-benar kami tutup. 

Hanya bodohnya, kenapa saya harus bicara soal kebingungan saya sama dia.. dan akhirnya, kami sama-sama kebingungan. 

Saya benar – benar ingin beer malam ini; seperti saya ingin dia ada disisi saya ketika saya jatuh, dan air mata saya betul-betul tumpah didepannya, saya bener-benar ingin beer seperti ingin dia datang menemani saya saat saya sendirian dipinggir jalanan jogja ketika itu, saya ingin beer; seperti dia menyelamatkan saya dari kesendirian saya tanggal 19 November lalu, saya ingin beer; seperti saat kita hujan-hujanan bersama. Saya ingin beer; seperti ketika dia datang membawakan saya dua botol beer lengkap dengan kacang kulitnya. 

Apa saya salah, ketika saya bilang ‘Dunia seolah berhenti sesaat ketika saya melihat kamu…’ , dan saya bertanya… ‘ kenapa bisa seperti ini…? ‘
Kami terdiam. Saya tidak bisa bicara lagi, dan dia juga tidak bicara. 

Apa saya harus lahir di Tahun 1994 agar saya masih bisa menikmati beer bersama firefly saya lagi…? 



Atau semua perbedaan ini…?  Perasaan yang sangat absurd inikah…?
Harusnya… saya tidak pernah berbicara hal itu. 

Dan malam ini, saya sangat merasa kehilangan dia…
Kunang-kunang yang datang membawa setumpuk komik dimalam Tahun Baru, dan muncul diteras saya membawa sebotol beer ketika saya sudah mulai kehilangan cahaya. 

Malam ini, saya teringat saat-saat kencan bertiga kami; Saya, Firefly dan buih beer... 


Ini apa namanya…?
…… aku ingin minum beer, bersama kamu, firefly.

20 Februari 2013