Thursday, July 19, 2012

Purple




I'm in purple.... 

Berbicara lewat gambar... (Parang Kusumo)









Berjalan bersama ku...



aku berjalan sendiri diantara butiran pasir

akankah kamu menemani langkahku?

butiran membelai erat

seakan ada masa untuk menggenggam harap


aku lelah pada sakit

aku jenuh pada luka

aku tak ingin langkah ku terhenti 



berjalanlah bersama ku...


akan aku peluk erat jemari mu dengan hangat...






Saturday, July 7, 2012

Membelakangi Senja



Aku duduk diatas balkon depan kamar. 
Berpatri dengan atap 

Membelakangi barat.. 
Anggap saja aku sedang melawan senja 

Entah bagaimana, semua terasa teduh... 
Silau dibelakangku tapi aku lekas berlalu 

Ini sore yang damai 
Dimana Tuhan telah memberi jalan... 

Aku melepaskan mu bukanlagi soal nadi 
Melainkan kita yang tak pernah sama sekalipun itu adalah Cinta. 



---duduk. Membelakangi senja. 
Yogja, 7 Juli 16.47

cerita pendek tentang keputusan..



Shepia duduk sendirian di pojok kamar, pagi sudah datang, meski nyatanya tak terasa lagi sinar pagi, sudah tak ada beda, entah malam, sore, senja tak ada bedanya. Sephia hanya duduk di kamar dingin ini sendirian. Seperti biasanya, sendirian. 

Ketika ponsel berbunyi.... Sebuah pesan masuk dari sahabat diseberang pulau.... 

"kami akhirnya berpisah" 

.....Hening. 
Sebuah kata perpisahan. 

sephia benci dengan itu.... Tahukah kamu sahabat, ketika disini, di kamar ini, sephia sedang menangisi hal yang sama... Dia sudah berlalu? Siapa dia? Tentang.... 'Kemarin' 

Lalu apa lagi yang ditakutkan.. Kemarin adalah kemarin, hiduplah untuk hari ini dan esok. 
Tapi berharap pada sesuatu yang tak pasti tentang hari esok adalah kesakitan. 

Biarkan perpisahannya dengan kekasihnya adalah naskah untuknya, jangan pernah libatkan sephia. Sephia sudah lelah pada raganya dan hatinya. 
Karena tak ada siapapun yang mampu mengobati kecewa, maaf sekalipun. 

Hari esok adalah harapan sephia untuk andrew, esok yang dibatasi nyata, esok yang ada di pinggir jurang, sama-sama mati untuk bunuh diri. 
Sephia berpikir keras untuk menyelamatkan dirinya dan andrew, berbicara didepan jendela sendirian adalah hal terbaik, tak ingin bertemu manusia yang selalu bertanya 'ada apa. Bagaimana' dan pertanyaan tolol lainnya adalah pilihan tepat. Untuk sephia merenungkan relung dan realitanya. 

.... Sephia butuh cermin untuk memandang hari esok. 
Dan mengharap andrew mengerti. 

Tapi hiduplah diatas realita. Andrew tak akan pernah bisa mengerti..... 
andrew, menghapus jejak sephia. 
Ketika sephia meminta waktu untuk sendiri menentukan langkahnya, untuk berjalan bersama... 

Ternyata andrew pun adalah kesalahan terbesar. 
Yang sudah mengorbankan kesakitan. 

"Aku terima kamu apa adanya" 
......Begitu ungkapnya kemarin. 

Ya. Seorang pria mampu untuk memberikan janji yang hanya keluar dari mulut. Nyatanya? 

Sakit sephia, sebuah kelam milik sephia, tak mampu dijaga. Sephia hanya terluka. 
Ini adalah soal cross line yang melintang di depan mereka, tadinya... Ya TADINYA... Andrew akan diperjuangkan, seperti permintaan andrew pada sephia..... 
Hmm... Apalah artinya sekarang. 

Ketika andrew datang lagi, mengetuk pintu jendela. Datang lagi. Ya, mendesak, membanting jendela, melemparkan makian. 
Sungguh itulah titik sephia tidak mampu lagi melanjutkan kalimat. 
Dilanjutkan dengan menghapus nama sephia didalam hidupnya... 
'Persetanlah...' Itu yang andrew katakan.. 

Shepia mematung. 
Mencari pasti didalam gundah.... 

Sampai kalimat berakhir, memory terekam lagi, janji-janji, pengharapan, mimpi, permintaan...... 
Di akhir kalimat ini sephia sadar..... 

Everything is bullshit...... 

Semua yang pernah datang dan pergi adalah kemunafikan. 

Pada akhirnya, sephia tetap menjadi sephia. Samar. Sebuah lalu. 

Bye. 
Cross line tetap ada membatasi sephia dan andrew. 
Cukup di persimpangan ini saja kita berhenti. 
Aku akan melangkah dalam jalanku sendirian. 

.....Dan jangan coba memintaku lagi berjalan disamping mu. 


-sudah kuputuskan- 
7 Juli 14.18

Didalam makian

Lima menit lalu...
Kamu benar-benar datang, dengan amarah.

Kamu bilang.... "Aku mempermainkan mu"

Kamu bilang... "Kamu menyesali hari bersama ku"
Dengan ucapan terima kasih tanpa tulus.

Ketika ku ungkapkan puisi ku untuk mu...
Kau hanya bilang... "Tulisan tak bermakna"

Apa kamu tahu? betapa layar ku basah saat menulis itu...
Mau kah kau tahu? bahwa di setiap kata ada kesakitan...

Sekarang....
Silahkan maki aku, seperti biasanya.
Dan jangan lukai dirimu karena ketololan ku dan pilihanku.

Di jendela saat kau berlalu, aku menaruh harapan, agar kau mengerti..

Rupanya, jendela tertutup rapat.

Listen.
Semua pun tak mudah.
Hurt.
Rasa yang aku buat sendiri.

Maaf kan aku....
Tak ada permainan disini....

Aku hanya menjaga Nadi ku.......

Pada akhirnya aku lah yang salah....
Hurting you.....
Blaming my self....

Dan ya, keputusan yang ku buat.
Bukan hanya untuk aku, tapi demi kita.

Silahkan kau maki aku yang tak mampu bertahan.
Kerena nyata adalah pasti.

.....Tak ada permainan disini. Aku lelah dianggap sebuah objek permainan atau mempermainkan

Aku lelah dengan semu.
Aku disini memeluk tasbih dan berkata pada Tuhan...

"Jadikan pilihan ku adalah yang terbaik, untuk Mu, untuk Nadi ku"

Jaga rosarimu... Karena Tuhan lebih dekat dari nadi kita. 





*lima menit setelah dia berlalu dengan makian...
19.44 06 juli 2012

Jogja Magrib, Bersama Papa...



Tiada yang lain selain kalimat ini pa.

i'll always be your little girl, papa... see you in heaven!

Dekapan rindu yang nyata adanya adalah rumah. 



Dimana ego kami bercampur menjadi sebuah kemesraan. Dengan jantung yang lebih cepat berdetak. 



Dimana ayah? Bisakah kalian menjawab? 



Ayah sudah memanggil ku sejak empat hari yang lalu.. 
Bisa kudengar itu, karena aku adalah ayah. Ayah adalah aku. 



Apa jadinya bila ia tak pernah didalam nisan? 
Aku akan menjadi apa? 



Jika boleh ku gali, aku akan lucuti semua tanahnya... 
Mencium kafan nya dan memeluk erat. 



Papa, berterima kasihlah pada Takdir. 
Hingga kau tak melihat hati ku berserakan. Aku tak tau akan menjadi apa jasadmu... 



Didalam nadi ku, papa bersama Tuhan.
Mendekap Nadi adalah membuai papa. 



Bagaimana bila ku katakan aku rapuh tanpanya. Papa. 
Apa jadinya jasadnya? 



Aku hanya ingin papa memangku tangis ku. 
Merindukan kumis kecil dan hidung mancungnya. 
Maka kecuplah aku... 



Aku mendengar suara mu, turut serta. 
Aku merasakan pedih mu karena aku. 
aku menjelma doa mu dalam rapuh. 



Izinkan aku berpangku pada lutut. 
Ketika kau tidak samping ku.... 



Aku tahu, papa ada di dalam setiap nafas yang ku hembus. 
Papa, bagaimana kau bangkitkan risau ku?
Doa'a. Ada penuh doa untuk mu....
.... Dan papa, semua rindu yang kupunya tak lebih dari rindu Tuhan akan hadir mu dalam surga. 



Sampai jumpa lagi di surga, untuk Nadi, dan setiap hembusan nafas mu yang tak lagi kau tiup. 
Perjumpaan kita yang pertama :') 



Berlalu,
Papa, peluk aku sekejap. 
Maka aku akan selalu jadi bayi kecil mu yang tak pernah kau belai.... 






Untuk papa....
 

18.40 
Jumat... 6 juli 2012

Esa sudah memanggil...



Untuk yang tidak bisa mengerti. 

Aku akan bawakan cermin besar untuk kita. 
Mari kita duduk disini mengamati cermin itu. 

Ini realita. 

Aku tak bisa kau desak dengan kata 'berjuang' 
Katakan pada ku apa arti perjuangan? 

Menusukan belati ke jantung ku sendiri. 
Atau membanting setiap botol beer di mini market? 
Seperti yang kau lakukan.....? 

Itu tidak realistis! 
Sampai kapan kamu bisa mengerti... 

Aku tak ingin bicara terlalu banyak soal mimpi. 
Hidup kita bukan dongeng. 

Lepaskanlah aku sayang..... 
Jangan kau buang rosario mu... 
Aku marah! 

Bagaimana kau bisa ungkap setia 
Jika Tuhan saja bisa kau kesampingkan. 

Jangan desak aku untuk marah. 
Aku tak peduli dengan perbedaan yang kau bilang indah. 

Aku tak seperti itu. 
Aku tak ingin bersandiwara pada langkah.... 

Entah ujungnya bagaimana. 
Demi Tuhan ku, Nadi ku.... Aku minta kau lekas pergi. 

Gereja menunggu mu. 
Azan sudah berkumandang. 
Silahkan kita masing-masing menangis pada Tuhan. 

Dan pergi dari ku. 
Hiduplah diatas nyata.. Bisakah kamu? 

Biar risau ini, aku jadikan langkah untuk menyambut surga. 

Maka, jangan lagi ganggu aku dengan belati mu..... 


-Tuhan sudah menunggu- 

(Saat azan magrib..) 
18.01 
Jum'at , 06 July 2012

Bait tentang keikhlasan...





Aku rindu pada senandung bahasa ponsel kita 

Dimana kamu bilang 
'Jantung ku berlarian saat pesan datang' 

Lalu... Aku beranikan mendengar nyanyian mu.. 
Saat itu, yang ada hanya merdu. 

Kamu bukan segalanya, tapi kamu melengkapi. Aku 

Dan kini, biarkan kamu menggenggam jemari yang lain. Karena tanpa jarak pun, aku dan kamu adalah bias. 

Ketika asbak sudah penuh dengan abu. 
Aku masuk ke tumpukan abu, bersembunyi dalam kosong. 

Tak ada yg mampu mengobati kecewa. 
Maaf sekali pun.... 

Tapi maaf mu adalah yg terindah.... 
Seperti aku mengampuni mu...... 
Hanya saja hati sudah jadi serpihan. 

Kita akan baik-baik saja, 
Minimal ketika aku mengahabiskan seluruh resep. 

Aku sedang bertaruh pada senja. 
Bahwa harapan kosong hanya palsu. 
Jadi.... Biar kan aku melihat realita yang membuyar. 

Aku dengan diriku. 
Kamu dengan relung yang lain... 

Akan tiba happy ending, bukan bersama mu. 
Akan tiba masa itu, ketika aku menyayangi diriku sendiri. 


16.44 
6 Juli 2012 

Ramahlah pada saya sedikit saja...









Ini tentang semalam.... 
Ketika aku lupa di mana harus meletakkan hati. 

Aku diantara embun malam. 

Diantara kalian. 
Tapi tidak ada yang tahu air mata darah ini. 

Aku baik-baik. 
Hanya sekarang pagi, sore atau malam tak ada beda. 

Rasaku sudah ku buang jauh ke langit, 
Didalam sebotol anggur 

Didalam kamar merah ini. 
Aku berbisik pada diri sendiri. 
Bagaimana jikalau aku mati hati? 
.... Bukan lagi bila, karena semua sudah terjadi. 

Maafkan aku..... 
Aku tak ingin ini menjadi drama. 
Aku lelah memerankan babak dalam kepalsuan.... 

Karena kita tidak tahu dengan siapa kita akan jatuh. Ya, jatuh. Bukan jatuh cinta. 

Aku akan menjadi sempurna didepan kalian. 
Tapi untuk detik ini, aku tak ingin ada manusia satu pun. 
Diizinkan kah aku mencari Tuhan dalam nadi ku..? 
Menggapai malaikat kecil yang berpaku pada teras depan kamar. 

Temaram, jumat dini hari. 
Aku bersandar pada kekuatan di garis nadi. 
Kalian harus tahu aku begitu mendewasakan diri. 
Minimalnya, aku mencoba. 

Aku bertaruh pada asap dan layar ponsel. 
Masuk kedalam selimut, dan menyembunyikan logika dibawah bantal. 
agar tak ada air mata lagi keluar dari kornea. 
....Karena hati sudah tak lagi merasa. 

Jangan bilang aku apatis 
Jangan katakan aku frustasi.. 

Aku hanya sedang meminta pada semesta.... 
"bisakah ia ramah pada ku, sedikit saja......." 



-kamar, 15.57 
Jumat, 06 July 2012.

Apa yang layak ditunggu...


Dengarkanlah sepi yang mendengkur
Ada di nadi ku.

Memeluk gelap semakin nanar
Hey, mengapa tak ada binar?
Mata mu jangan terpejam. Aku masih terjaga.

; sepi
Mencari sebatang korek kayu. Tak ada

;sepi
Memanggil awan lari – lari. Berlalu

;sepi
Menjelma embun, memuai

;sepi…
Menghirup buih. Tanpa mabuk.

;sepi
Aku.




-----menunggu apa? 
:( 
23.52
28 Juni 2012.

Untuk Bapak..





Untuk ayah ku yang kedua. 

Ayah nyata ku. 
Tidak pernah menyakitiku.... 
Tidak pernah kecewakan aku.. 

Bukan imaji tentang ayah.... 
... Peluhnya, kerasnya. Ia nyata. 

Kecil ku, dia menimang. 
Menjaga... 

Aku sayang bapak, 
Aku tak lagi bisa kau timang... 
Tapi aku ingin lagi kau jaga.... 

Pintanya, aku selalu belajar. 
Agar aku lebih baik. Hanya itu. 
Tanpa pamrih, bukan untuknya. 
Tapi untuk ku. 

Aku sayang bapak. 
Tak peduli dunia berkata apa. 
Karena engkau, aku bisa menjadi manusia. 

Terima Kasih, Bapak. 




17.01 
12 Juni 2012 

-----untuk bapak. 
Cepet sembuh ya pak...