Ini adalah surat cinta tentang sebuah sungai, dimana mengalir dari hulu ke hilir, ke pantai lalu ke samudera. tapi aku adalah kebalikan. Ini adalah surat cinta diam-diam, untuk kamu yang bisa membaca tanpa bisa menerjemahkan. ini aku yang membacamu, dan aku suka.
Saturday, July 7, 2012
Bait tentang keikhlasan...
Aku rindu pada senandung bahasa ponsel kita
Dimana kamu bilang
'Jantung ku berlarian saat pesan datang'
Lalu... Aku beranikan mendengar nyanyian mu..
Saat itu, yang ada hanya merdu.
Kamu bukan segalanya, tapi kamu melengkapi. Aku
Dan kini, biarkan kamu menggenggam jemari yang lain. Karena tanpa jarak pun, aku dan kamu adalah bias.
Ketika asbak sudah penuh dengan abu.
Aku masuk ke tumpukan abu, bersembunyi dalam kosong.
Tak ada yg mampu mengobati kecewa.
Maaf sekali pun....
Tapi maaf mu adalah yg terindah....
Seperti aku mengampuni mu......
Hanya saja hati sudah jadi serpihan.
Kita akan baik-baik saja,
Minimal ketika aku mengahabiskan seluruh resep.
Aku sedang bertaruh pada senja.
Bahwa harapan kosong hanya palsu.
Jadi.... Biar kan aku melihat realita yang membuyar.
Aku dengan diriku.
Kamu dengan relung yang lain...
Akan tiba happy ending, bukan bersama mu.
Akan tiba masa itu, ketika aku menyayangi diriku sendiri.
16.44
6 Juli 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment