Tuesday, July 3, 2012

Lana dan abstraksi segelas kopi hitam


Lana sedang duduk sendirian di warung senja hanya berteman dengan segelas besar kopi hitam dan sebungkus rokok kesukaan lana dan fajar.

“Aku tak mampu lagi berkata”, katanya dalam hati

Menoleh sekeliling tak ada yang mampu mengambarkan ini,
Aku sudah hancur. Tidak adakah yang mengerti.
Kisah ku bukan seperti Ramayana, aku bukan sinta dan dia bukan rama, apalagi rahwana, tidak ada.
Rahwana ada didalam diri ku sendiri.

Sebuah kekecewaan yang tidak bisa aku terjemahkan sedari malam lalu, bahwa semua sama.

Ini untuk fajar, dan ini untuk diriku.. lantas dia ada dimana?
Terlalu banyak dia.

“perempuan yang pintar adalah perempuan yang mampu mencintai orang yang tepat, tapi perempuan yang cerdas adalah perempuan yang mampu mencintai orang yang paling tepat”

Aku tidak cerdas. Lana.
Sementara apakah dengan asap dan buih yang sama-sama kita minum adalah bibit dari sebuah hubungan?
Ternyata tai kucing. Itu tidak pernah ada.
Aku marah, marah pada diriku. Siapa yang bisa tahu ?
Lima  belas menit aku duduk sendirian disini, kopi belum kuminum, asap sudah mengepul sedari tadi,

Oh Tuhan. Aku disini, Engkau dimana?




*sebuah tulisan random
‘di warung senja
20.31 3 Juli 2012

No comments:

Post a Comment