Lana sedang duduk sendirian di warung senja
hanya berteman dengan segelas besar kopi hitam dan sebungkus rokok kesukaan
lana dan fajar.
“Aku tak mampu lagi berkata”, katanya dalam
hati
Menoleh sekeliling tak ada yang mampu
mengambarkan ini,
Aku sudah hancur. Tidak adakah yang mengerti.
Kisah ku bukan seperti Ramayana, aku bukan
sinta dan dia bukan rama, apalagi rahwana, tidak ada.
Rahwana ada didalam diri ku sendiri.
Sebuah kekecewaan yang tidak bisa aku
terjemahkan sedari malam lalu, bahwa semua sama.
Ini untuk fajar, dan ini untuk diriku..
lantas dia ada dimana?
Terlalu banyak dia.
“perempuan yang pintar
adalah perempuan yang mampu mencintai orang yang tepat, tapi perempuan yang cerdas
adalah perempuan yang mampu mencintai orang yang paling tepat”
Aku tidak cerdas. Lana.
Sementara apakah dengan asap dan buih yang
sama-sama kita minum adalah bibit dari sebuah hubungan?
Ternyata tai kucing. Itu tidak pernah ada.
Aku marah, marah
pada diriku. Siapa yang bisa tahu ?
Lima
belas menit aku duduk sendirian disini, kopi belum kuminum, asap sudah
mengepul sedari tadi,
Oh Tuhan. Aku disini, Engkau
dimana?
*sebuah
tulisan random
‘di
warung senja
20.31 3
Juli 2012
No comments:
Post a Comment