Lilian
mengiba pada badai yang datang, karena ketika menangis pun rintik akan samar
terasa di pipinya. Terkadang seorang butuh gerimis, mengandai semua terasa
lebih sejuk dibanding hujan deras, butiran airnya jatuh perlahan hingga
akhirnya kita tidak sadar bahwa kita telah basah.
Diluar
jendela deras semakin menjadi, Lilian mengampun tak lagi mengiba, sadewa-nya
baru saja pergi sepuluh menit yang lalu, menerobos rintik yang seharusnya tak
ia paksakan untuk pergi.
Jika
memang setiap manusia butuh payung untuk menghindar hujan lalu siapa yang
berani menerobos deras perciknya.
“
aku tidak akan pernah kembali lagi pada mu” tulis lilian di cermin kamarnya.
Kita
akan bertemu di dalam surga yang kita sama tak tahu dimana letaknya...
No comments:
Post a Comment