Jika aku benar mati, aku ingin membara.. menjadi serpih abu, didalam
kendi tembikar, pada
hakikatnya seperti kembali lagi ke tanah..
Tapi aku ingin melebur, didalam ombak yang menjemput pukul setengah
enam sore, kala itu dipantai ini, aku akan benar menjadi senja, yang menunggu
malam untuk dihabiskan dirinya, dan saling memeluk mesra, seperti ingin ku…
Aku ingin berenang-renang didasar laut, bersama pasir yang melekat
disetiap jejak langkap mereka.
Aku ingin jadi kenang yang indah, dimana mereka akan datang menemuiku
ketika air laut membelai ujung jemari kaki mereka, lalu mereka hening untuk ku,
mendengarkan deburan ombak, menatap buih air laut, angin yang membelai mesra…
hingga aku menari didalam kenang mereka, seperti indah, tak ingin ada sakit,
mereka tak boleh menangis untuk ku, mereka hanya perlu tersenyum lihat laut
lepas disana, dimana tempat aku telah dilepaskan dan melepaskan. Seperti kekasih
mereka akan saling tertawa, bermain air dan aku menyertai dalam do’a..
Aku ingin cara mati yang damai, seperti tepi pantai, ada romantisme
cinta, keluarga yang bahagia, ada yang menari-nari dalam sepi, kerinduan…
Seperti pantai adalah ilusi momentum..
Tentang damai dan kebahagiaan..
Semesta dan kedekatan rasa.. Dan aku ingin mati, diujung senja hingga
abu ku mengalir bersama air asin sebagaimana hidup…
No comments:
Post a Comment