Thursday, May 28, 2015

"....biarlah pagi perlahan"

Dua perempuan.

Perempuan pertama dan perempuan kedua.
menertawakan hal yang sama, biasanya mereka saling menangisi satu sama lain ketika salah satunya kesakitan.
Tapi malam ini, di tengah kerumunan, mereka berbeda.

Dua perempuan, sudah terbiasa berdua saja.
Kadang perempuan pertama bisa begitu ketus, dan perempuan kedua sewaktu-waktu menggila. Atau kadang kebalikannya. Mereka komplit.

Dua perempuan, tidak menangis malam itu, ditengah kerumunan. Mendengar sebuah lagu.. Yang baru pertama kali mereka dengar... "Biarlah pagi perlahan..."

Mereka berdua saja.

"Kau perempuan penggoda!" Perempuan pertama bilang didalam hati.
Perempuan kedua diam saja, karena tak mendengar.
Perempuan kedua mencoba bernyanyi,, lirik yang masuk kedalam telinganya dan meluncur ke dalam hati; " jalan tak berhenti, arahnya entah kemana..."

"Jangan salahkan aku! Aku tidak tahu, aku tidak bisa mengendalikan ini semua...!" Dua perempuan, mereka berdua saja.

Kepala mereka terasa berat, padahal tidak mabuk. Mereka lara.

"Kau tahu rasanya dikhianati..?"
"Tidak, oh... Tidak, aku tahu, saat ku melihat mu..!"
"Sakit kau...!"
Perempuan pertama menangis, perempuan kedua tidak tahu.
Mereka berbincang di dalam hati, perempuan pertama menangis di dalam hati

Pagi tadi.
sebuah pesan masuk.
"Kau sakit..? Tapi kau baik-baik saja kan..? Ah sudahlah, kau tentu bahagia di sana, bersama penggoda itu...!"
"Ah sudahlah, biarkan saja, aku lebih baik menahan rindu...!
Perempuan pertama menunduk.

"Dunia telah terlelap, terhanyut dalam gelap..." Lirik kembali mengalun.


Pagi tadi.
Di perempatan kota
"Sumpah! Aku melihat mu, t-shirt hitam mu, sepatu boot hitam mu.. Aku bersumpah, aku melihat mu jam setengah sembilan pagi tadi...!"
"Kau gila"
"Iya, aku sudah gila, ah sudahlah.. Mungkin aku memang sudah gila.."

"Mendengar rahasia yang terucap dan tawa yang tergelak..." Lirik mengalun lagi..

Di antara kerumunan orang, orang-orang yang bau alkohol, lampu panggung yang menyorot retina terasa sakit.
"Kau tahu rasanya mimpi yang kau jaga setiap malam dan ternyata hilang seketika saat kau bangun.. Kau tidak akan bisa bernafas..."
Perempuan pertama berbisik.
"Kau tau rasanya ketika kau berjalan sendirian, kesakitan tiba-tiba kau kelelahan, lalu tanpa terasa kau tertidur, kembali bermimpi indah, dan saat kau bangun ternyata kau sadar semua hilang, ini cuma mimpi... Kau tidak ingin lagi bernafas.."
Perempuan kedua berbisik.
"Seharusnya tidak ada pengganggu didalam semua mimpi ku..."
"Apa hanya kau yang boleh bermimpi...?"
"Tidak juga, kau boleh juga, hanya mimpi mu salah..."
"Apa yang salah dari mimpi, aku hanya kelelahan, lalu aku ingin berhenti sejenak..."
"Tapi seharusnya bukan menjadi perusak.. Aku sangat mengenal mu tolol..."
"Kau yang tolol, sudah tau kau hanya di sakiti, kau diduakan ingat, kau ini diabaikan, kau menunggu mimpi mu sepanjang hidup mu, dan kau tau semua berakhir ketika kau bangun.."
"Ini terlalu menyakitkan..."
"Aku tidak bisa mengendalikannya.."
"Apa kau sebut ini cinta...? Bullshit, cinta itu tidak merusak hubungan orang lain..."
"Apa kau sebut ini cinta...? Menyedihkan, cinta itu tidak saling menyakiti.."
"Dan kita berdua tolol"
"Bukan, kita berdua jatuh cinta. Pada mimpi..."
"Maafkan aku, sulit berada di posisi mu.. Aku melepaskannya..."
"Maafkan aku, sulit berada di posisi mu.. Aku melepaskannya..."
"Aku berkaca padamu, melihat mu sakit.. Aku tidak tega.."
"Aku berkaca padamu, melihat mu sakit.. Aku tidak tega.."
"Tapi akhirnya mereka tega membuang kita begitu saja.."
"Ya, mereka tega.."
"Sudahlah, dia sudah memilih perempuan keduanya..."
"Dan sudahlah, dia lebih memilih perempuan pertamanya.."
"Tetap saja, bukan salah satu dari kita..."

Dua perempuan berbincang didalam diam.
Ya sudah harusnya mereka saling diam, agar saling memandang satu sama lain, menyimpan tangis masing-masing. Biasanya, mereka bercerita semua hal.. Tapi tidak kali ini, rahasia yang sudah terbuka pun didiamkan saja, merasakan semuanya sendirian, memahami saja sendirian, sungguh lucunya saling menyayangi.
Menyimpan rindu mereka masing-masing, cerita mereka sendiri-sendiri. Saling berbisik doa, untuk hati mereka yang telah pergi. Dia yang telah memilih bersama perempuan keduanya, dan dia yang memilih bersama perempuan pertamanya.
Karena toh,dua perempuan tetap berdua saja.


"Saat bersama tak terasa terbawa suasana, seakan waktu tiada berkuasa... Saat bersama tak terasa segala lelah dan lara, biarlah pagi perlahan menyapa..."

Dua perempuan di antara kerumunan orang-orang berdansa, lupa pada bau alkohol, lupa pada bau asap rokok, lupa pada cerita mereka...
3:56 menit pun usai, lagu pun berhenti, mereka melanjutkan lagu berikutnya, terus seperti itu hakikatnya, setelah satu cerita usai maka ada cerita yang lain.
Air mata menetes pelan, diam-diam. Tidak ada yang saling tahu, tapi saling mengerti.
Dua perempuan ini pun pulang, sudah hampir pagi..

"Lets us ride till the sun rise.."
Malam telah usai.

- terinspirasi lagu 3:56 - Rumahsakit
Carburator spring bintaro, 27 Mei 2015

Cheers my soulsister, anita bonit.
:')



Pejaten, 28 Mei 2015















No comments:

Post a Comment