Thursday, August 2, 2012

Hari 2; Payung Teduh - Resah


Dua Agustus.

RESAH yang selalu kamu nyanyikan. Dan memintaku untuk mengunduh lagu itu untuk aku resapi, bahwa itulah isi hati mu.
Setelah sekian malam gelap, kita sudah tak lagi jalan bersama. Malam ini, aku hanya ingin menghapus resah mu itu.

Aku ingin berjalan bersamamu di antara malam yang gelap. tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu. di antara daun gugur. aku ingin berdua denganmu tapi aku hanya melihat keresahanmu
Aku menunggu dengan sabar . di atas sini melayang-layang tergoyang angin menantikan tubuh itu

Terima kasih untuk ketulusan itu.
            Sebuah kasih luar biasa yang tak mampu aku balas.

Setiap nada didalam lagu ini , adalah suara mu yang mampu aku dengar.
Betapa kamu merasakan aku yang RESAH dengan kita, hubungan kita, perbedaan kita dan segala ketakutan akan sakit kita. Aku tak mampu menghalau resah itu. Tidak seperti mu yang membawakan aku keteduhan.

Akhirnya Dua Agustus.

Setelah emosi mu meredam. Setelah aku yakin bahwa meninggalkan mu adalah yang terbaik, Payung Teduh  dan Resah ini menemani ku menulis ini untuk mu
.
Kamu benar… aku resah tak mampu menghadapi keadaan.
               Aku tak mampu mengores nadi. Aku bukan orang yang cukup berani menantang cinta.

Kamu benar.

… maaf kemarin aku tak bisa menemani mu menikmati kerinduan.
Tak ada aku disala gugur dan angin yang kau nantikan.
……. Aku tahu betapa kamu ingin berdua saja dengan ku menikmati gerimis.

Dan. Aku tak mampu.

Tapi malam ini, aku sedang bergegas, ingin menemui mu di warung pinggir jalan.
Kamu harus lihat kuku yang ku cat hitam ini, kamu harus liat senyum ku sekarang.
Dan kamu harus tau… dalam Resah – Payung Teduh, ada ketulusan yang luar biasa untuk ku.
Ada kamu. Disetiap nada.

Sampai berjumpa malam ini di warung pinggir jalan itu pria tattoo ku.. 

No comments:

Post a Comment