Tuesday, March 25, 2014

Di LORONG


Di sebuah lorong.

Belum sampai di ujung, lampunya mati, maka kau pasti tahu tanpa ku beri isyarat, ini namanya gelap.

Asap sudah membakar habis. Mengkikis tipis-tipis.

Kau bilang, jangan sampai kau mabuk, atau kita semakin jadi jahanam.

Aku keringatan, aku ketakutan.

Mereka asyik menari, menarikan yang mereka bilang kebusukan ku.



Aku adalah sebuah doa yang tak bisa di ucapkan.

Dan kau tak perlu perlu berpura menemani ku melawan maut ku.

Aku akan mati perlahan-lahan, damai seakan-akan.

Tidakkah kau merasa lelah?

Doa

Dimana kau masih ku tangisi hingga akhir hari.

Dengan kata lain.

Di lorong ini.

Gelap ku ada di kiri, menjelma menjadi tiri.

Bahagiakan bahagia mu.

Deritakan derita mu.

Di lorong ini, jangan buat aku terangsang membunuh mu.

Didalam otak yang menjelma menjad bayang, kala kita membuka ajal.

Dan hampir bunuh diri, kemarin.

Di lorong.





25 maret 2014
02.17

No comments:

Post a Comment