Friday, March 11, 2011

Dear papa. Tentang papa. Untuk papa..




Setiap manusia memiliki mimpi didalam hidupnya dan mimpi telah menjadi jembatan yang menjual didalam keputusasaan dan pengharapan untuk menjalani sebuah kehidupan. Banyak sekali buku yang membahas tentang mimpi “menginginkan sesuatu, berkhayal, berangan” ataupun cerita motivasi yang berawal dari sebuah mimpi, mimpi bukan saja hanya sekedar bunga tidur. Mimpi adalah pencapaian sebuah cita yang terasa jauh dari genggaman tangan. Semua yang merasakan tidur pasti pernah merasakan mimpi, semua yang hidup boleh bermimpi. Semua orang berhak atas mimpi.
Aku pun percaya pada kekuatan mimpi, aku bermimpi tentang “traveling ke penjuru Indonesia, menjadi seorang sutradara, menjadi Agen Intelegen Internasional, menjadi seorang pawang lumba – lumba,  membuat sebuah buku” dan beribu hal lainnya, dan aku pun menggolongkan mimpi ku untuk menjadi sebuah jalan hidup hingga akhirnya hati dan otak mengarahkan untuk berusaha, sehingga dengan bangga ku katakan mimpi ku yang terasa tak mungkin ini adalah sebuah cita – cita.

Bermimpilah, berusahalah, bercita – citalah… dan keesokan paginya kita akan terbangun dengan penuh pengharapan dan rasa bersyukur didalam hidup.

aku bermimpi menciptakan sebuah buku.

And I did it!

Orang lain bisa berkata “it’s just a book!” but I think its my extraordinary book.

Mereka semua para penulis yang sudah memiliki novel bestseller ataupun para penulis baru yang baru memiliki satu buah karya (buku) pasti pernah merasakan hal yang sama seperti dititik aku. Oh. Spechless

Aku bermimpi menjadi seorang penulis bestseller, tapi aku tidak pernah menulis. Lalu apa hasilnya? It’s just a dream. And I’m so “fucking” dreamer.

Tapi ternyata pintuku terbuka, tidak dengan begitu saja. Tapi dengan hasrat. Yah itulah bedanya aku menulis dengan hati dan usaha, awalnya tidak akan pernah menyangka akan memiliki sebuah buku dengan namaku disana biarpun bersama dengan para penulis lain. mimpi yang selalu mengganggu itu hanya seperti bunga angan, sampai setelah aku menulis sedikit demi sedikit dan jatuh cinta yang dalam pada sebuah aktifitas ini, aku terjebak diantaranya dan terus menulis saja. Ini bukan seperti penjara tapi seperti berada dizona yang nyaman untuk berbicara dengan laku ku, sakit hatiku dan kerinduanku akan hal yang tidak tahu apa yang aku rindukan.

Terima kasih telah membaca.

Itu adalah apresiasi terbesar yang aku dapatkan, menunjukkan eksistensi, tanpa pembaca tidak akan ada penulis. Atas dasar itu aku menulis dan mempublikasikan, entah di blog, notes facebook, status dan twitter, mungkin “pembaca” yang terpaksa untuk baca tidak menyukai aksara ku, luapan perasaanku dan akan terganggu dengannya, maaf, aku hanya mengutarakan saja. Sampai akhirnya nulisbuku.com dan lala purwono membuat sebuah project “Dear Papa”, siapapun boleh membuat sebuah surat untuk ayah yang akan dibukukan dan royaltinya akan disumbangkan. Carity Project.

Dan aku terlibat didalamnya.

Pagi ini, hari Selasa, 08 Maret 2011 akhirnya tulisanku dibukukan, ada di buku “Dear Papa – Buku 6” wah. Rasanya seperti mimpi yang lekas bangun, aku senang sekali, ini adalah apresiasi pertama ku, motivasiku.

“Oh bukan lo doang yang nulis”

“Cuma kumpulan surat toh”

Dan berbagai anggapan tak respect atas loncatan pertama ku. Tak apa, itu seperti kalimat sakti penyemangat aku, suatu saat mereka akan melihat dan membaca buku ku sendiri. Dengan namaku sendiri. Terima kasih untuk motivasinya.

Papa. Ini untuk mu.

Yang membuat ku ingin menangis haru adalah ketika mimpi ku untuk memiliki sebuah buku kupersembahkan untuk papa dan yang kutulis tentang papa.

 (jangankan buku, nama ku ada di Koran saja membuat ku kegirangan apalagi didalam sebuah buku dan ada tulisanku pula)

Ini adalah surat untuk papa, surat yang tidak akan pernah papa ku baca.

Dan lembar ini aku persembahkan untuk papa tercinta, disetiap hurufnya ada cintaku disana papa. :)

Belilah buku ku, bukan untuk ku loh, tapi 100% royaltinya untuk charity, belilah buku ku untuk ayah mu…

Hadiahkan lah buku ini untuk ayahmu..

Ayah juga merasakan cinta meski aku tak tahu seperti apa cinta ayah.



Selamat malam.

Oval Roy








No comments:

Post a Comment