Sunday, April 9, 2017

Mematah Hati



I

Bisa patah karena ingkar
Lalu senyummu..
Mematah rindu


Kala lalu
Kau menerobos kelabu
Menghantar kenang

Yang aku titipkan di sudut jarak
Ada yang lupa ;
Melupa kau




II

Raung ombak menghantam karang
Tak bergeming
Selain mendengar bisik-bisik kesedihan

Lirih–lirih merana menyelinap
Seiring air surut

Pemuda itu tak bergeming
Bahkan dengan apa yang diterpanya malam itu

Sayang, tak kulihat jiwanya hadir kala itu

Kesendirian mematah hati
Dan membuat aksara cinta lari terbirit-birit
Menjauh dari raga kosong yang menggema
Menyayat harapannya
Biarkan air surut



III

Jika bukan karena panah matamu
Apalagi yang dengan telak mampu mematahkan segala yang tabah dalam dadaku

Perihal segala yang fana ini, Anisa

Doa menanam rindu, agar kelak kita bertemu
Cinta tak perlu sibuk memesan menu untuk kau dan aku nikmati

Di dalam ruangan kelam itu
Hanya ada kita bertiga
Aku
Kamu
Dan segala kenangmu tentang dia.




IV

Di kala malam
Yang menjerit
Yang merintih
Dan menangis

Tragedi yang sulit untuk diterima
Dan dimengerti oleh hati

Ketulusan cinta tidak lagi terlihat
Di dalam masa depan

Cinta yang dibangun dengan kokoh
Tidak lagi berpijar dimalam ini
Nurani yang kubanggakan
Memiliki rasa yang mematahkan hati







No comments:

Post a Comment