Thursday, June 17, 2010

biarkan hujan itu turun dengan butiran butirannya..
seperti saat kita bersama menikmati secangkir kopi yang panas menjadi dingin
saat itu mungkin hujan marah..
karena bukan butiran yang ia bawa untuk menemani kita.. tetapi dia membawa gelombang yang membasahi tubuh kita..
tubuh ku dan tubuh mu..
malam itu memang dingin..
tapi sangat terasa hangat untuk ku.. bahkan sampai sekarang aku masih merasakan hangatnya malam itu..
masih terasa sentuhan lembut mu..
masih terdengar suara mu disela petir yang menyambar..
malam itu malam untuk ku..
hujan itu hujan milik ku..
segalanya memanjakan ku...
dan hujan memberikan mu untuk ku......
tapi minggu sudah dua kali berputar. dan hujan kini terasa dingin. terasa kaku. dan kau tau, hujan seperti menertawakan ku. seperti kepingan video permanen yang di otak ku dan terus berputar, tanpa bisa aku stop atau aku pause... semua terus berjalan, memainkan memory itu...dan membuat ku menangisi hujan.
hujan kini beri aku ketidakpastian..
dingin beri aku makian, beri aku penyesalan.
malam beri aku kehampaan....
ingin aku berlari mencari secangkir kopi hitam lagi... tapi aku tau sejauh apa pun aku berlari tak akan pernah ku temukan secangkir kopi hitam seperti malam 4 juni kemarin....
lalu aku harus apa??
mencari hujan yang lain lagi??
mencari malam yang berbeda lagi??
aku tak bisa...
aku hanya ingin malam itu... aku hanya ingin kamu...
aku hanya ingin hujan deras yang hangat seperti malam itu..
aku rindu kopi hitam kental yang manis seperti yang kemarin ku pesan..
aku butuh sentuhan kecil dikening ku seperti saat fajar itu..
dunia ku kini terpaku pada hujan, malam, kopi, kampus, layar lebar, proyektor, anggur merah, lelucon, kebingungan, air mata...
dan 4 juni kemarin...
Bekasi saat mendung...
17 juni 2010

No comments:

Post a Comment