Monday, February 7, 2011

#Dearpapa Project...

Celotehan Si Bayi di perut mama….


Dear Papa,
Selamat pagi, siang, sore dan malam papa tersayang…
Aku tau harus tulis apa disini karena aku tidak miliki memori apapun tentang papa, aku pun tidak pernah rasakan senyum dan sentuhan papa yang begitu hangat. Tapi aku tau papa disana pasti menjaga ku, sebagaimana Tuhan menjaga mu. 

Papa. Aku sudah 20 tahun sekarang. Sudah kepala dua pa, tak terasa ya.. aku pun merasa begitu.. tak ingin cepat jadi dewasa, masih ingin bermain tak kenal lelah… tapi ternyata aku sudah harus berubah, jadi lebih dewasa katanya.. atau menjadi lebih sok tahu. Tak tahu lah. Aku cuma jadi aku saja.
20 tahun yang lalu juga papa pulang, ke rumah abadi-Mu..
Tinggalkan aku, mama, mba bunga, mas diba dalam lelapmu.. 20 tahun sudah berlalu.. tapi tak ada satu pun kenangan indah tentang dirimu selain cerita mama selalu menceritakan itu – itu saja.

Papa adalah penulis naskah teater
Papa adalah seorang guru bahasa inggris
Papa banyak fansnya ( mama selalu cemburu setiap bercerita tentang fans papa, mulai dari kepala sekolah sampai murid)
Papa ganteng sekali, kalau mama bilang papa mirip Fachri Albar
Papa dan Mama cinlok diperjalanan Jakarta – Jogja 
Papa “Si Doel” dikampung kita, Jeruk Purut
Papa dan Mama Kawin Lari karena buya dan nyai tidak izinikan mama dan papa menikah..
Papa sayang mba bunga meski mba bunga anak tiri papa
Papa selalu bilang kalo “Hantu Jeruk Purut” itu bohong supaya mama ga takut kalau pulang malam sendiri
Papa tidak pernah marah paling kalau ga mau shalat baru papa marah
Papa itu berani, penyayang dan humoris
Papa bahagia sekali waktu tahu ternyata mama mengandung lagi setelah kelahiran mas diba
Papa menginginkan anak perempuan meski perhitungan bidan laki – laki
Papa sedih dan tidak mau ke rumah sakit saat mama ajak ke rumah sakit, alasannya takut mama lelah karena kehamilan mama masih muda ( itu aku pa..)
Saat dirawat di RS Fatmawati papa tidak izinkan mama masuk ke ruang perawatan karena papa tak ingin bayi dalam kandungan mama tertular sakit papa
Papa menangis saat menitipkan bayi dalam kandungan mama kepada Buya (kakek) sepertinya papa tahu bila papa akan pergi ya..
Papa bilang papa sayang sekali pada bayi kecil diperut mama
Dan papa pun pergi… tinggalkan bayi dalam kandungan mama sambil memegang perut mama.
(tuh kan pa.. aku jadi menangis lagi..)


Itu aku pa.. akhirnya aku lahir. mama beri aku nama “Naufal Royani Putri”
Ada nama mu disana… aku telah lahir dengan cerita – cerita tentang mu yang selalu mama ceritakan tanpa bosan, dan aku pun tak pernah bosan mendengarnya.
Setelah 20 tahun berlalu semua berubah pa.. aku mulai merasakan sakit, sakit karena hidup, tanpa papa. Aku kadang memaki Tuhan karena tak izinkan sedetik pun aku berjumpa dengan mu, aku juga ingin rasakan bagaimana rasanya dicium keningnya oleh ayahnya. Aku pun kadang memaki Tuhan kenapa ada yang sakiti aku.. Mama sibuk dengan pekerjaannya, mba bunga dan mas diba sudah tidak peduli lagi dengan aku. Tidak ada yang menjagaku, membelaku, menyelamatkan aku dari kejamnya manusia, aku dibiarkan begitu saja sendiri.

Hingga akhirnya aku buat sendiri sosok imaji tentang mu.  
Papa adalah pria yang berwibawa..
Papa adalah lelaki yang cerdas…
Suami yang mencintai mama penuh ketulusan…
Ayah yang lembut dan penuh kasih sayang….

Itu imaji ku… pengandaian aku tentang sosok ayah…

Maafkan aku papa, karena telah memaki mu. Maafkan aku atas marah ku pada Tuhan yang justru sangat menyayangimu.
Maafkan aku papa.. kadang aku rindu hadirmu ketika aku, mama, mba bunga dan mas diba sudah tak mampu lagi mengambil keputusan ketika kami telah tertutup ego masing – masing, aku merindukan fungsi ayah disitu dan menginginkan sosok itu, karena sering kali kami tidak memiliki titik temu dan akhirnya kami pun terpecah pa.. jangan sedih ya pa dengan keadaan ini, aku yakin ini hanya sementara sampai akhirnya kami semua kembali lagi disatu rumah, bersama lagi dan harusnya papa ada untuk kita.

Tapi apa papa tau. Justru karena keadaan ini, kesepian ini, semua marah dan kerinduan yang tak mampu aku kendalikan buat aku menjadi seorang perempuan yang mampu melangkah didasar gelap, buat aku berani hunuskan pedang diatas awan. Aku jadi tau untuk apa hidup dan buat apa hidup semua karena aku belajar dari kematian.
Papa tak perlu seperti ayah yang lain, pulang kerja bawakan aku sekotak martabak, tidak perlu . papa cukup diam dan melihat bagaimana aku mencari sendiri sekarung beras untuk mama
Papa tidak perlu naik ke atap untuk perbaiki gentengnya rusak, papa cukup tidur yang nyenyak dan saksikan aku bangunkan istana untuk keluarga kita
Papa tidak perlu temani aku minum kopi atau menonton bola, aku biarkan papa bersenda gurau bersama malaikat dan bidadari surga sambil lihat aku yang sedang ikuti ujian dari Tuhan dengan rencananya agar nanti kita bisa berkumpul bersama di Surga-Nya.
Tunggu aku pa, aku sedang mencari tiketnya sekarang…

Papa ku yang terhebat…
Maaf aku belum sempat mengunjungi perisirahatan terakhirmu.. makam mu yang nyaman, meski ujung nusantara sudah ku singgahi tapi kenapa untuk ke makam mu belum ada waktu yang tepat, maafkan aku papa.
Doa untuk mu seakan tak cukup untuk lampiaskan rindu ini, aku rindu, rindu sekali papa… aku besok akan kesana pa, bersihkan rumput dipusara mu yang mulai meninggi, bersihkan pusara mu dari daun – daun yang berguguran, taburkan bunga – bunga yang harum untuk makam mu agar malaikat senantiasa kunjungi pusara mu taburkan rahmat dan doa untuk mu..

Sebelum aku beranjak ke 20t ahun aku sering sekali berandai tentang hadirmu, tapi kurasa kini bukan lagi saatnya karena aku tau, mungkin jasadmu tak pernah disisiku tapi hatimu seutuhnya milikku,kau memang belum pernah mencium keningku dan peluk erat tubuhku… tapi aku tau kau sudah melekat erat pada nurani ku, papa telah mengisi ruang pemikiranku, papa telah mengalir dialiran darah ku.

Aku sangat tau, meski papa tidak menghapus air mataku saat ku menangis tapi aku tahu hati papa pun menangis ketika aku sedih dan rasakan luka dan papa akan memelukku dengan pelukan terhangat dari seluruh pelukan yang pernah aku rasakan…
Papa kini bersama cerita, cerita tentang papa, cerita papa yang lebih indah bersama Tuhan.

Terima kasih papa untuk cinta yang ditransfer dari alam sana
Terima kasih papa untuk kekuatan yang aku curi dari cerita tentang mu…
Terima kasih papa untuk mimpi yang selalu hadir untuk bangunkan aku dari luka, malam ini silahkan datang lagi pa, akan aku ceritakan lagi tentang aku dan dunia ku..

Aku tunggu papa nanti malam ketika lelap mulai datang….

Terima kasih papa untuk seluruh duniaku…

Terima kasih untuk cerita pendek tentang hidup mu pa, memang tak ada cerita yang lain tentang dirimu, tapi aku tau satu hal. Papa adalah ayah terbaik dan akan selalu menjadi pria terbaik didalam hidupku…

I Love You, Mr. Royani Achmad




Dari aku.. si bayi dalam perut mama. Naufal Royani Putri.
16.33
Senin, 07 Februari 2011

@ovalroy 

No comments:

Post a Comment