Tuesday, June 12, 2012

Gadis Kecil..


 

Selembar foto hitam putih.
Tertulis banyak bait saling bisu.

Senyum hangat bunda, ayah, bocah balita, dan gadis rambut keriting yang mulia hatinya.
Lalu
Gadis kecil didalam awan. menggigit-gigit jari manisnya.
Hampir menjadi janin
Bergurau bersama malaikat...

Dia ingin lahir.
Gadis kecil ingin hadir.
Diantara mereka. Tak kurang apapun.
Siapa pun.

Waktu tak sia terbuang
Langkah tak penuhi jejak
Kulitnya belum siap untuk pecut
Gadis kecil ini belum siap dewasa

Lelah dengan sakit. Terus perih.
Kerap jadi seorang anak adalah pasti.
Lalu bolehkah lagi rindu?
Rindu masuk kedalam selembar foto hitam putih


Selembar foto; apalah artinya?
Selembar foto; adalah hidupnya
Tak perlu ada yang tahu

Dibawah nisan, gadis kecil dengar tangisan dia. Sang ayah.
Gadis kecil juga ingin menangis. Tapi lupa caranya.
Siapa rela ajarkan ia tangis?
Dia tersalip dalam derita. Tak ada air kelenjar air mata.
Hanya darah segar menetes dari pori-pori kulit.

Ya memang seperti itu nyatanya.
Gadis kecil dipaksa dewasa sejak ia buka mata.
Siapa yang salah?

Tak ada.

'Jangan pergi bunda...'
'Jangan marahi aku dua saudara sedarah'
...... gadis kecil meratapi relungnya.

Malaikat. Raihlah gadis kecil ini..
Masuk dalam sayap lembutmu...
Merasakan harum nafasmu.

Gadis kecil lelah.
Ingin sekali menggaung diatas nisan.
Memeluk tanah basah.bekas hujan
Mengunyah bunga tujuh rupa.
Bermandi air mawar botolan.
Meminta kuat pada rasa.

Di selembar foto hitam putih; gadis kecil terisak.
"Tuhan... Tolong aku"

Tak salah lagi, Selembar foto hitam putih; hidup adalah sisi hitam dan sisi putih.
Selembar foto hitam putih;adalah mati yang selalu hidup.

Gadis kecil. Dalam pelukan Tuhan sekarang.


:Oval Roy.


- Jogja. Gedung prodi. ISI YK (nunggu ujian naskah)
12 Juni 2012
11.15

No comments:

Post a Comment